Review Drama “The Miracle We Met”

Hola,

Saat ini saya akan mencoba untuk review salah satu drama korea yang baru saja berakhir judulnya The Miracle We Met. Drama ini sangat baik dibawakan oleh Kim Myung Min, Ra Mi Ran dan Kim Hyun Joo. Pemeran utamanya Ahjumma dan Ahjusshi. Drama ini hampir mirip feelnya dengan sinetron-sinetron di Indonesia kalau menurutku. Konflik keluarga disini sangat ditonjolkan. 

Oke kita mulai resensinya!!

Ada dua orang yang memiliki nama yang sama bahkan hingga tanggal lahirnya pun sama. Kedua pria tersebut bernama Song Hyun Chul. Song Hyun Chul seorang kepala cabang sebuah bank dan Song Hyun Chul seorang Koki disalah satu restoran China.

Hyun Chul Bankir adalag seorang suami dan ayah yang sangat kasar. Selain hobi berselingkuh, laki-laki ini pun tidak ragu untuk main tangan ke istrinya. Bukan hanya di rumah, saat bekerja pun sama dia akan melampiaskan amarahnya ke pegawai yang melakukan kesalahan bukan hanya membentak tapi bisa memukul dan membuat terluka. 

Sedangkan Hyun Chul Koki, dia adalah seorang ayah dan suami yang sangat baik. Senang bercanda dan penyayang. Semua hidupnya terasa menyenangkan sebelum kecelakaan terjadi dan menewaskan dirinya.

Pada saat yang sama, Kedua Hyun Chul tersebut mengalami kecelakan mobil. Kejadian ini semakin kacau saat Dewa Ato (Kai-Exo) membuat kesalahan besar. Dia salah mengambil nyawa. Seharusnya Hyun Chul Bankir yang meninggal, namun malah Hyun Chul Koki. Dan keduanya pun pada akhirnya di-meninggal-kan. Tapi, secara tiba-tiba tubuh Hyun Chul Bankir bangun dari Kematiannya dan disinilah drama mulai terjadi.

Jiwa Hyun Chul Koki masuk kedalam tubuh Hyun Chul Bankir. Sedikit demi sedikit Hyun Chul baru ini pun menyesuaikan diri dengan lingkungannya walaupun pada awalnya belum bisa menerima. Akhirnya, Hyun Chul baru harus mengurus dua keluarga sekaligus. 

Hyun Chul Bankir ternyata memiliki musuh yang sangat banyak, bahkan selingkuhannya pun adalah musuhnya. Namun, semua kejahatan musuhnya itupun terbongkar.

Hyun Chul baru ini berusaha untuk kembali ke keluarga kokinya, namun tubuhnya tidak bisa menerima. Ingatan dan pikirannya tidak lepas dari Istri dan keluarga Hyun Chul Bankir ya tentu saja karena tubuh dan otaknya adalah milik Hyun Chul Bankir.

Drama ini bukan termasuk romance yang bikin baper, ceritanya lebih mengarah ke sisi kehidupan keluarga. Menurutku tema keluarga memang lebih menarik saat ini. Karena kemarin sudah kapok sama plot gajenya A Poem A Day dengan Love Trianglenya yang membuat patah hati, jadi Drama Family begini lebih nyaman untuk di nikmati.

Ending dari drama ini termasuk bahagia. Tapi, memang tidak realistis. Sudah dari awal sepertinya Drama ini di setting tidak realistis. Mulai dari jiwa yang tertukar hingga kejadian ajaib lainnya.

Spoiler *Warning*

Akhir dari drama ini. Istri dari Hyun Chul Koki meninggal karena tertabrak di Supermarket. Hyun Chul baru yang ada disisinya saat itu pun membayangkan andai saja semua kejadian ajaib ini tidak terjadi, maka Istri Hyun Chul Koki pun tidak akan meninggal. Hingga pada akhirnya, Doanya pun terkabul dan waktu kembali saat sebelum kecelakaan itu terjadi. Dengan Bonus, ingatan dan catatan Hyun Chul baru yang masih tersisa. Akhirnya Hyun Chul bankir tetap dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik, bukan hanya di kantor tapi juga di keluarga. Ia menjadi sangat penyayang kepada istri dan anak-anaknya. Begitupun Hyun Chul Koki dan keluarganya, yang tetap hidup bahagia.

Secara singkat, pesan moral drama ini adalah Sayangilah keluarga dengan sepenuh hati

Penilaian aku untuk drama ini

8,5/10

Sadur: Puisi “Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia”

MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA

Karya Taufik Ismail
I

Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga

Ke Wisconsin aku dapat beasiswa
Sembilan belas lima enam itulah tahunnya

Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia 
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya,
Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia 

Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya

Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya
Dadaku busung jadi anak Indonesia

Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini 

II

Langit langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak

Hukum tak tegak, doyong berderak-derak

Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,

Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.

III

Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,

Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi berterang-terang curang susah dicari tandingan, 

Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,

Di negeriku komisi pembelian alat-alat besar, alat-alat ringan, senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan peuyeum dipotong birokrasi lebih separuh masuk kantung jas safari,
Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal, anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden, menteri, jenderal, sekjen, dan dirjen sejati, agar orangtua mereka bersenang hati,

Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,

Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan sandiwara yang opininya bersilang tak habis dan tak putus dilarang-larang,

Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,

Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah, ciumlah harum aroma mereka punya jenazah, sekarang saja sementara mereka kalah, kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat, 

Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli, kabarnya dengan sepotong SK suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,

Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan, lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,

Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja, fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,

Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat jadi pertunjukan teror penonton antarkota cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita tak pernah bersedia menerima skor pertandingan yang disetujui bersama,

Di negeriku rupanya sudah diputuskan kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa, lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta, sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,

Di negeriku ada pembunuhan, penculikan dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh, Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng, Nipah, Santa Cruz, Irian dan Banyuwangi, ada pula pembantahan terang-terangan yang merupakan dusta terang-terangan di bawah cahaya surya terang-terangan, dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai saksi terang-terangan, 

Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada, tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.

IV

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak 

Hukum tak tegak, doyong berderak-derak

Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.
1998